Hidup Mulia dengan Pengendalian Diri, Prasangka Baik, dan Persaudaraan
Perilaku Pengendalian Diri, Prasangka Baik, dan Persaudaraan
1. Perilaku
Mujahadah An – Nafs
Menahan
diri dari segala perilaku yang dapat merugikan diri sendiri dan juga orang lain,
seperti sifat serakah atau tamak / perjuangan sungguh-sungguh melawan hawa
nafsu atau bersungguh-sungguh menghindari perbuatan yang melanggar hukum-hukum
Allah SWT.
Contoh
Perilaku :
1)
Contoh sikap pengendalian diri dalam keluarga
a) Mengatur kegiatan rumah tangga dengan tertib.
b) Menghindari perkataan yang menyakitkan hati orang tua / anggota keluarga.
c) Selalu mengingat kebutuhan anggota keluarga yang lain.
2)
Contoh sikap pengendalian diri di lingkungan sekolah
a) Tidak membuat gaduh ketika pelajaran berlangsung.
b) Menghindari perkataan yang menyakiti hati guru atau teman.
c) Menggunakan waktu istirahat untuk kegiatan yang positif.
3)
Contoh sikap pengendalian diri di lingkungan tempat tinggal
a) Menghindari penggunaan kata-kata yang menyakiti hati orang lain,
b) Bergaul dengan tetangga dan masyarakat sekitar sesuai dengan norma lingkungan.
c) Tidak membuat keonaran di kampung.
Contoh :
1. Nabi
Yusuf yang menahan hawa nafsunya dan sabar difitnah oleh Zulaikha, istri dari
penjabat yang membeli beliau sebagai hamba sahaya. Beliau difitnah telah
berbuat mesum kepada Zulaikha, padahal Zulaikha lah yang berbuat mesum.
Contoh perilaku di atas
merupakan perilaku Mujahadah An – Nafs atau pengendalian diri. Nabi Yusuf a.s
mengontrol nafsu beliau agar terhindar dari perbuatan buruk. Jika tidak
mengontrol nafsu, pastilah kan terjadi perbuatan yang tidak baik.
2. Perilaku
yang bukan Mujahadah An – Nafs
Kebalikan dari Mujahadah An Nafs. Perilaku
yang tidak bisa menahan diri dan hawa nafsunya sehingga timbul perbuatan
negatif / buruk dari dirinya.
Contoh
:
1. Permusuhan
antara pendukung Persib dan Persija yang muncul karena rasa dengki pendukung
Persija terhadap pendukung Persib yang akhirnya selalu timbur tawuran di antara
mereka.
3.
Perilaku Husnuzan
Berbaik Sangka atau sikap mental terpuji
yang mendorong pemiliknya untuk bersikap, bertutur kata dan berbuat yang baik
dan bermanfaat.
Contoh
Perilaku :
1. Menunjukkan
sifat husnudzan kepada Allah SWT
a. Senantiasa
berdoa,berdzikir dan beribadah kepada Allah SWT.
b. Bersyukur
apabila mendapat kenikmatan, bersabar ketika mendapat ujian/cobaan.
c. Yakin
bahwa dibalik penderitaan dan kegagalan selalu ada kebahagiaan.
2. Menunjukkan sifat husnudzan kepada diri
sendiri
a.
Memiliki semangat juang tinggi, optimis dan gigih
b.
Selalu tampil penuh percaya diri.
c.
Bersifat sportif dan obyektif.
3. Menunjukkan sifat husnudzan kepada sesama
manusia
a.
Berjiwa besar dalam menerima kegagalan.
b.
Bersikap tidak menyalahkan orang lain dalam menerima kekalahan atau musibah.
c.
Bersikap proaktif dan kooperatif dalam hal kebaikan.
Contoh
:
1.
Saat guru suatu mata pelajaran membagikan hasil ulangan dan kita melihat nilai
ulangan kita jelek, kita melihat bahwa ada jawaban benar yang disalahkan atau
ada jawaban yang belum dikoreksi. Kita berhunudzan, mungkin guru tersebut tidak
teliti atau terburu – buru dalam
mengoreksi jawaban ulangan karena suatu hal bisa sakit atau ada hal penting.
Janganlah kita bersuudzan guru tersebut sengaja memberi kita nilai jelek atau
tidak menyukai kita. ( kejadian ini mungkin dialami setiap pelajar ).
4.
Perilaku Ukhuwah
Persaudaraan, yang maksudnya adanya perasaan
simpati dan empati antara dua orang atau lebih.
Contoh
Perilaku :
1.
Menjenguk/mendoakan/membantu teman/orang lain yang sedang sakit atau terkena
musibah.
2.
Mendamaikan teman atau saudara yang berselisih agar mereka sadar dan kembali
bersatu.
3.
Bergaul dengan orang lain dengan tidak memandang suku, bahasa, budaya, dan
agama yang dianutnya.
4.
Menghindari segala bentuk permusuhan, tawuran, ataupun kegiatan yang dapat
merugikan orang lain.
5.
Menghargai perbedaan sukur, bangsa, agama, dan budaya teman/orang lain.
6.
Menegakkan sholat berjamaah di masjid
7.
Menebarkan salam
8.
Membantu meringankan beban yang sedang menghimpit saudaranya
9.
Saling memaafkan
10.
Menajuhi perbuatan maksiat
Contoh
:
1. Setiap
hari raya Idul Fitri, umat Nasrani dengan senang hati merelakan halaman Gereja
Katedral sebagai tempat parkir kendaraan jemaah yang akan beribadah di Masjid
Istiqlal. Begitu juga saat perayaan Paskah dan Natal. Pengurus masjid
mempersilahkan umat Kristiani untuk memarkirkan kendaraannya di halaman masjid.
Komentar
Posting Komentar